Senin,4 Oktober SMA Negeri 1 Lawang memperingati hari batik yang sejatinya jatuh pada tanggal 2 Oktober dan lanjut 5 Oktober. Untuk memperingatinya, seluruh siswa diwajibkan mengenakan baju batik pada hari Senin dan Selasa dengan ketentuan hari pertama memakai batik sekolah dan hari kedua memakai baju batik bebas.
Menurut Anastasya Agni Kumala Putri dari kelas X-IBB, dengan mengenakan baju batik bebas saat ke sekolah membuat siswa lebih memahami berbagai corak batik. dia menambahkan,“Ada kesan tersendiri gitu memakai baju batik berbeda-beda di sekolah.” Sebagai penerus bangsa, kita semua harus melestarikan budaya batik, karena kalau bukan kita siapa lagi.
Menurut Ibu Dra. Titin Agustin guru mata pelajaran Ekonomi bahwa budaya batik ini harus dilestarikan karena kita semua mengetahui bahwa batik adalah khas Indonesia dan sudah mendunia, bahkan batik juga menjadi salah satu aset negara yang bisa mendatangkan devisa apalagi dengan perkembangan teknologi IPTEK yang begitu pesat yang nantinya bisa menambah wawasan di berbagai negara. Beliau berharap “Anak-anak sebagai generasi muda tidak melupakan apa yang menjadi milik bangsa Indonesia yang harus dipertahankan, dikembang dan berinovasi dengan batik Indonesia.”
Selain itu tim Puspita juga berkesempatan mewawancarai Guru PPL Bhs. Jerman yaitu Bapak Muhammad Rozan. Menurutnya peringatan Hari Batik Nasional itu bagus, karena banyak siswa bahkan masyarakat luas yang tidak paham dengan budayanya sendiri . Ini merupakan salah satu contoh refitalisasi budaya dan tentunya dengan adanya hari batik ini siswa – siswi SMA Negeri 1 Lawang jadi dapat lebih mengenal budayanya sendiri.
-tim jurnalistik-