Oleh: Elyda K. Rara
Adanya pandemi tidak menyurutkan OSIS dan MPK SMA Negeri 1 Lawang untuk berinovasi kreatif. Lewat sebuah program Seniman Masuk Smanela yang digawangi seksi bidang Persepsi, Apresiasi, dan Kreasi Seni (PAKS), panitia kembali menghadirkan tamu seniman yang telah berkancah di level internasional. Jika tahun lalu panitia menghadirkan Anwari (sutradara teater dari Sumenep), Redy Eko Prastyo (musisi dari Malang), dan Jennifer Rose (koreografer tari dari Los Angeles); tahun ini hadir dalam talkshow Aditya Lakon (seniman teater dan film dari Jakarta) dan Yusof Bakar (seniman dan Pegawai Kebudayaan di Universiti Sains Malaysia), mestinya ada satu lagi seniman yaitu Mustafa Daood (vokalis grup DEBU), namun terkendala tidak bisa hadir karena ada kepentingan mendadak.
Talkshow bersama dua seniman ini adalah hari pertama dalam rangkaian Seniman Masuk Smanela yang diselenggarakan selama tiga hari, yaitu mulai 26—28 Januari 2022. Acara dimulai pukul 13.30 WIB dan selesai pada 15.00 WIB. Dengan adanya perkembangan informasi dan teknologi, acara ini memanfaatkan platform google meet yang memang selama ini telah banyak dipakai untuk kegiatan belajar mengajar. Maka adanya perbedaan jarak dan waktu antara seniman tamu dengan para peserta tidaklah menjadi persoalan.
Aditya Lakon, seniman tamu dari Jakarta, banyak bercerita tentang pengalamannya berkesenian teater dan film. Awalnya ia yang berlatar belakang lingkungan pesantren ini agak canggung dengan dunia teater, namun lama-lama ia mulai menyesuaikan dan mendapat banyak pelajaran dari para guru yang membimbingnya. Ia juga memberikan tips yang cukup penting untuk para pelajar yaitu agar sebaik mungkin menyelesaikan sekolah dulu, baru fokus di dunia karir. Boleh saja berkarir atau menekuni hobi sejak sekolah, namun jangan sampai karena karir atau hobi, sekolah tidak diselesaikan. Aditya yang juga bermain film dengan beberapa aktor ibu kota ini juga memberi tips untuk kolaborasi lintas bidang seni.
Yusof Bakar, seniman tamu dari Malaysia, banyak bercerita terkait perkembangan teater di Malaysia. Secara garis besar tidak banyak perbedaan dengan kondisi di Indonesia, saat pandemi banyak pertunjukan dengan penonton langsung yang harus dibatalkan, pertunjukan banyak dipindahkan ke media digital. Yusof juga membuka peluang apabila ada program dari SMA Negeri 1 Lawang yang menghendaki adanya kolaborasi baik secara langsung maupun jarak jauh dengan kelompok teater di Malaysia, akan dibantu untuk difasilitasi.
Setelah dua narasumber berbicara, ada beberapa pertanyaan menarik dari para siswa. Pertanyaan-pertanyaan itu umumnya adalah seputar bagaimana tips untuk bermain teater dengan maksimal, juga membedakan antara dunia panggung dan dunia nyata. Pertanyaan-pertanyaan itu juga ditanggapi oleh dua pembicara dengan sangat menarik.
Dari adanya talkshow ini dapat dilihat antusiasme para peserta yang memenuhi batas google meet, pertanyaan-pertanyaan yang masuk juga menunjukkan kalau mereka betul-betul menyimak pembicaraan para tamu. Dengan acara ini tujuan panitia penyelenggara yaitu untuk lebih mengenalkan para siswa pada para seniman telah tercapai.